bentuk rancangan yang mengacu kepada pembuatan motif diatas kain adalah
Senirupa merupakan cabang seni dimana kesenian ini membentuk sebuah karya seni dengan mediayang bisa ditangkap dengan indra pengelihatan (mata) dan dirasakan dengan indra perabaan. Kesan seperti ini dibuat melalui penciptaan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika (baca
CheckPages 51-100 of Buku Siswa Kelas VII Prakarya in the flip PDF version. Buku Siswa Kelas VII Prakarya was published by Budi Hermono on 2020-07-13. Find more similar flip PDFs like Buku Siswa Kelas VII Prakarya. Download Buku Siswa Kelas VII Prakarya PDF for free.
Olehkarena itu, secara singkat seorang perancang pentas yang membuat set harus memiliki tujuan yaitu: lokatif, ekspresif, atraktif, jelas, sederhana, bermanfaat, praktis dan organis. Lokatif yaitu penataan pentas itu harus dapat memberi tempat kepada gerak laku pemeran atau pelaku pertunjukan.
DesainRumah Vintage Minimalis Rabu, 12 Mei 2021 desain, rumah, vintage, wallpaper Edit desain, rumah, vintage, wallpaper Edit
Denotasiprimer kain batik tersebut yang dianggap sebagai tanda adalah fungsi objek tersebut, dan sebagai denotasi sekundernya (konotasi) adalah pakem (konvensionalitas); struktur bentuk dan cara pembuatan, keaslian, keakraban tema, keserasian dalam pemakaian, suasana mengesankan, megah, anggun, wibawa dan lain sebagainya.
Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. Alat dan bahan yang diperlukan untuk menciptakan motif ragam hias pada bahan tekstil dengan teknik batik tulis … Canting, kain katun, malam /lilin, naptol. Kuas, kertas,rakel, cat air Screen, cat sablon, Kanvas, kuas, cat. Jawabancanting,kain katun,malam/lilin
This research aims to find out how the process of making the pattern using eco print technique and to find out the aesthetic value eco print pattern on the work of first year students of Hasan Al-Banna Class at SMP Swasta An-Nizam Medan 2019/2020 Period. The aesthetic value of the eco print pattern reviewed based on the process of leaves laying, beating technique and steaming cloth. The research method used is descriptive qualitative method. The population in this research contained of four students. The sample used in this research contained of three students, using the Slovin formula, which is included the population size and error tolerance. The result of the research showed that overall the level of aesthetic quality pattern produced using eco print technique by the students first year of Hasan Al-Banna Class SMP Swasta An-Nizam Medan reviewed based on the process of leaves laying, beating technique and steaming cloth get good category results. On the value of leaves laying, beating technique and steaming cloth get good category results. Keywords Experiment, Pattern, Eco Print Technique Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free SEJ School Education Journal Vol. 10 No. 3 Desember 2020 Universitas Negeri Medan 273 Accepted 21 Nov 2020 Published 22 Des 2020 EKSPERIMEN PEMBUATAN MOTIF PADA KAIN DENGAN TEKNIK ECO PRINT DI SMP SWASTA AN-NIZAM MEDAN Siti Hartinah Fitri, Sri Wiratma, Mesra Surel sitihartinahfitri ABSTRACT This research aims to find out how the process of making the pattern using eco print technique and to find out the aesthetic value eco print pattern on the work of first year students of Hasan Al-Banna Class at SMP Swasta An-Nizam Medan 2019/2020 Period. The aesthetic value of the eco print pattern reviewed based on the process of leaves laying, beating technique and steaming cloth. The research method used is descriptive qualitative method. The population in this research contained of four students. The sample used in this research contained of three students, using the Slovin formula, which is included the population size and error tolerance. The result of the research showed that overall the level of aesthetic quality pattern produced using eco print technique by the students first year of Hasan Al-Banna Class SMP Swasta An-Nizam Medan reviewed based on the process of leaves laying, beating technique and steaming cloth get good category results. On the value of leaves laying, beating technique and steaming cloth get good category results. Keywords Experiment, Pattern, Eco Print Technique ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan motif dengan teknik eco print dan untuk mengetahui nilai estetika motif eco print pada karya peserta didik kelas VII Hasan Al-Banna SMP Swasta An-nizam Medan 2019/2020. Nilai estetika teknik eco print ditinjau berdasarkan proses pengerjaannya yaitu letakan daun, teknik pemukulan dan pengukusan kain. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif. Populasi yang terdapat dalam penelitian ini sebanyak empat peserta yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga peserta didik, dengan menggunakan rumus slovin yaitu meliputi jumlah populasi dan batas kesalahan error tolerance. Hasil penilaian menunjukkan bahwa secara keseluruhan tingkat kualitas estetika motif yang dihasilkan dari karya teknik eco print peserta didik kelas VII Hasan Al-Banna SMP Swasta An-Nizam Medan yang ditinjau berdasarkan letakan daun dan bunga, teknik pemukulan, dan pengukusan kain dikategorikan baik. Pada nilai letakan daun dan bunga dengan kategori baik, teknik pemukulan dengan kategori baik, dan pengukusan kain dengan kategori baik. Kata Kunci Eksperimen, Motif, Teknik Eco Print PENDAHULUAN Berdasarkan kurikulum 2013, salah satu materi pelajaran kerajinan yang dipelajari di kelas VII adalah kerajinan tekstil. Kerajinan tekstil memiliki fungsi hias, pakai, kelengkapan ritual dan simbolik, yang dilakukan dengan cara menghias permukaan kain ataupun tekstur. Berdasarkan fungsinya, teknik eco print termasuk kedalam materi pelajaran kerajinan tekstil karena dilakukan dengan cara menghias permukaan kain ataupun tekstur. Suatu Siti Hartimah Fitri, Sri Wiratma, Mesra Eksperimen ... 274 p-ISSN 2355-1720 e-ISSN 2407-4926 hal baru dalam pembuatan motif pada kain dengan memanfaatkan bahan yang ada dilingkungan sekitar serta prosesnya yang unik yaitu melalui pengukusan steam untuk memunculkan bentuk dan warna dari daun dan bunga dikenal dengan teknik eco print. Keunikan dari eco print adalah warna yang muncul maupun bentukan jejak daun atau bunga tidak bisa diduga meskipun sudah diatur sedemikian rupa peletakannya. Warna-warna daun yang muncul umumnya tidak sama dengan warna daun aslinya. Teknik eco print memiliki nilai estetisnya sendiri yang berbeda dari teknik-teknik pembuatan karya pada umumnya. Penggunaan teknik palu yang digunakan juga mempengaruhi bentukan motif yang dihasilkan, sehingga hal tersebut menjadi bahan pertimbangan peneliti untuk membuat tinjauan nilai estetika teknik eco print berdasarkan proses pengerjaan eco print yaitu letakan daun, teknik pemukulan dan pengukusan kain. Jika setiap proses pengerjaan berhasil maka nilai estetika teknik eco print dikatakan berhasil. Karena Tujuan dari nilai estetika ini tentunya agar menghasilkan karya yang unik dan menarik dan untuk membuat suatu kesimpulan bagaimana wujud dan tingkat keberhasilan dari hasil teknik eco print dalam bentuk karya. Setelah peneliti melakukan observasi, peneliti menemukan permasalahan yaitu bahan dan alat untuk membuat karya dengan teknik eco print tidak tersedia disekolah dikarenakan kurangnya biaya untuk membeli peralatan dalam mempelajari teknik eco print, sedangkan topik atau kompetensi dasar dituntut untuk tetap dipelajari di sekolah. Maka disini peneliti ingin membantu menyelesaikan permasalahan tersebut dengan melakukan penelitian eksperimen pembuatan motif pada kain dengan teknik eco print di kelas VII SMP Swasta An-Nizam Medan 2019/2020 khususnya kelas VII Hasan Al-Banna. Pada penelitian yang akan dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan tinjauan pustaka tentang teknik eco print dengan kajian estetika eco print. Hal ini dilakukan guna memperkaya pembahasan pada penelitian yang akan dilakukan. Adapun tujuan dilakukannya eksperimen yaitu bisa dilihat dari pernyataan Husna 2016 281 “yang menyatakan bahwa eksperimen dilakukan untuk mendapat hasil akhir yang sesuai dengan keinginan”. Hasil akhir ini berkorelasi erat dengan hasil belajar, dimana Kartono 2019130 menyatakan “hasil belajar adalah nilai yang diperoleh seorang peserta didik setelah setelah mengikuti pembelajaran, melaksanakan tes dalam bentuk angka ataupun huruf”. Jadi yang dimaksud dengan eksperimen adalah proses melakukan suatu uji coba terhadap sesuatu yang baru untuk mendapat hasil akhir yang sesuai dengan keinginan peneliti. Maka yang akan peneliti eksperimen adalah pembuatan motif pada kain menggunakan teknik eco print di kelas VII Hasan Al-Banna SMP Swasta An-Nizam Medan 2019/2020. SCHOOL EDUCATION JOURNAL VOLUME 10 NO. 3 DESEMBER 2020 275 p-ISSN 2355-1720 e-ISSN 2407-4926 Motif tidak terlepas dari apa yang disebut dengan gambar, dimana bisa dilihat dari pernyataan Anisa 2018 278 gambar merupakan “perwujudan suatu gagasan berdasarkan objek di atas bidang dengan media dan prinsip tertentu”. Jadi yang dimaksud dengan motif adalah sebuah desain yang memiliki gaya dan ciri khas tersendiri yang terdiri dari bagian-bagian bentuk, berbagai macam garis atau elemen-elemen yang mengalami proses penyusunan dan diterapkan secara berulang-ulang sehingga diperoleh sebuah pola. Maka pada penelitian ini motif yang dihasilkan adalah motif dedaunan dan bunga yang ada disekitaran sekolah SMP Swasta An-Nizam Medan yang dibuat dengan teknik eco print. Menurut Fariani 2012 1 “kain merupakan bahan buatan fleksibel dibuat oleh jaringan dari serat alami atau benang atau benang dibentuk oleh tenun atau rajut seperti pada tekstil”. Jadi yang dimaksud dengan kain adalah hasil dari proses penenunan atau perajutan benang yang hasilnya akan berbentuk kain. Irianingsih 2018 8 “menyatakan bahwa kain yang digunakan dalam pembuatan eco print sebaiknya kain polos, berwarna putih atau broken white atau warna muda lainnya. Hampir semua jenis kain bisa digunakan seperti sutra, katun, viscose, linen, rayon dan chiffon. Eco print menurut Husna 2016 281 menyatakan “eco dyeing merupakan suatu cara memberi warna pada permukaan kain melalui proses pengukusan. Beradasarkan dari pernyataan eco dyeing merupakan suatu cara memberi warna pada permukaan kain melalui proses pengukusan”. Lebih lanjut Flint 2008 dalam salsabila dan Ramadhan 2018 2278 menyatakan bahwa“Teknik eco print diartikan sebagai proses mentransfer warna dan bentuk ke kain melalui kontak langsung antara kain dan daun. Flint mengaplikasikan teknik ini dengan cara menempelkan tanaman yang memiliki pigmen warna pada kain berserat alami yang kemudian direbus atau dikukus dalam kuali besar”. Jadi yang dimaksud dengan eco print adalah suatu pengembangan dari eco dyeing yang merupakan metode pembuatan motif dan pewarna secara alami pada kain menggunakan dedaunan dan bunga. Dalam dunia seni rupa nilai estetika tidak akan pernah lepas dimana estetika merupakan roh atau jiwa dari seni rupa itu sendiri, seperti pendapat martin dalam salihin 2019 70 estetika adalah “filsafat kesenian, estetika tidak hanya membahas nilai estetis tetapi juga pengalaman estetis, status ontologis karya seni dan hubungan seni dengan masyarakat”. Jadi yang dimaksud dengan estetika yaitu keindahan, yang mana dalam nilai estetika eco print merupakan keindahan yang berasal dari pembuatan motif dan pewarna secara alami pada kain menggunakan dedaunan dan bunga. Tujuan dari nilai estetika ini tentunya agar menghasilkan eco print yang indah dan menarik. Nilai estetika Siti Hartimah Fitri, Sri Wiratma, Mesra Eksperimen ... 276 p-ISSN 2355-1720 e-ISSN 2407-4926 pada teknik eco print berdasarkan proses pengerjaan eco print yaitu letakan daun, teknik pemukulan dan pengukusan kain. Nilai estetika pada teknik eco print terletak pada letakan daun, teknik pemukulannya dan pengukusan kainnya dari suatu karya eco print untuk membuat suatu kesimpulan bagaimana wujud dan tingkat keberhasilan dari hasil teknik eco print. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen yang penjelasannya menggunakan metode deskriptif kualitatif. Membuat deskripsi atau gambaran yang sejelas-jelasnya tentang eksperimen pembuatan motif pada kain dengan teknik eco print yaitu dari persiapan bahan,alat, proses pembuatan motif dan nilai estetis yang dihasilkan dengan teknik eco print yang akan diteliti. Menguraikan teori dan data mengenai pembuatan motif pada kain dengan teknik eco print, berdasarkan metode atau langkah yang sudah direncanakan, mengkategorikannya ke dalam indikator pembuatan motif dan nilai estetis yang dihasilkan dari teknik eco print pada lembar penilaian. Dari data yang telah diperoleh yang kemudian akan diteliti dan dianalisis serta dikaji oleh peneliti sesuai dengan tujuan penelitian yaitu, untuk membuat suatu kesimpulan bagaimana wujud dan tingkat keberhasilan dari hasil teknik eco print. Dari hasil penelitian dijabarkan dalam bentuk penyajian tertulis atau deskripsi, dan dilengkapi dengan data kuesioner/ angket dari tiga tim penilai yaitu satu guru prakarya, satu dosen seni rupa dan satu ahli eco print yang merupakan kalangan yang dipercaya dapat menilai tingkat keberhasilankarya peserta didik. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum digunakan, kain harus diolah terlebih dahulu untuk meluruhkan lapisan lilin atau pemutih yang melekat pada permukaan kain supaya warna-warna tetumbuhan mudah diserap yang mana proses ini dikenal dengan mordan mordanting. Pada penelitian ini bahan untuk mordan yang digunakan yaitu kapur tohor. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik palu hammering karena teknik ini lebih cocok diterapkan dalam tugas praktek peserta didik yang mana dapat melatih keterampilan dan kreatifitas peserta didik dalam membuat motif dengan daun dan bunga. Pengukusan kain yang dilakukan selama dua jam bertujuan supaya warna daun dan bunga benar-benar menyatu dengan kain. Tujuan dari proses fiksasi yaitu untuk mengunci warna dan motif agar tidak pudar. Pada penelitian ini bahan fiksasi yang digunakan yaitu tawas. Hasil pengamatan nilai estetika yang dihasilkan dari karya teknik eco print peserta didik maka diperoleh penilaian secara umum yang didapat dari tiga tim penilai sebagai berikut SCHOOL EDUCATION JOURNAL VOLUME 10 NO. 3 DESEMBER 2020 277 p-ISSN 2355-1720 e-ISSN 2407-4926 Tabel 1. Lembar Penilaian Secara Umum Nilai Estetika Teknik Eco Print Berdasarkan hasil analisis data penilaian secara umum, maka diketahui bahwa hasil nilai estetika motif pada kain yang dihasilkan dari teknik eco print pada karya peserta didik berdasarkan nilai estetikanya dapat dikategorikan baik dengan perolehan nilai rata-rata r = 85 penilaian yang paling tinggi terdapat pada proses teknik pemukulan dengan nilai rata-rata r = 86 baik, sementara pada pengukusan kain dengan nilai rata-rata r = 85 baik, dan pada letakan daun dan bunga dengan nilai rata-rata r = 84 baik. Pembahasan Gambar 1. Karya dari Qorina Sofiahtuh Rohma Setelah data dikumpulkan dan dianalisis secara umum diketahui bahwa nilai estetika teknik eco print pada karya Qorina Sofiahtuh Rohma yang menggunakan daun jarak dan daun katup memiliki nilai yang baik dengan jumlah nilai 270 dengan rata-rata r = 90 dengan kategori baik. Berikut adalah deskripsi karya berdasarkan nilai estetika teknik eco print. Peletakan daun dan bunga dengan nilai rata-rata = 90 dengan kategori baik yaitu adanya pusat perhatian, keseimbangan, irama, proporsi, kesatuan, dan harmoni dalam penyusunan ukuran motif, penyusunan warna dan penyusunan jarak antara motif satu dengan motif lainnya juga bagus, hanya saja warna yang pudar membuat motif terlihat sedikit kosong dan kurang indah. Kemudian teknik pemukulan dengan rata-rata = 92 dengan kategori sangat baik yaitu, serat-serat motif terlihat dengan jelas dan indah, tidak ada bekas palu yang terlihat, kesesuaian bentuk asli dengan motif yang dihasilkan terlihat jelas dan keutuhan bentuk daun dan bunga dengan motif yang digunakan juga bagus. Selanjutnya pengukusan kain dengan rata-rata = 88 dengan kategori baik yaitu, ketajaman warna, gelap terang, kejelasan warna yang dihasilkan terlihat bagus dan indah, hanya saja Qorina membiarkan kainnya terkukus lebih dari waktu yang telah ditentukan berdasarkan proses pembuatan sehingga motif terlihat pudar. Siti Hartimah Fitri, Sri Wiratma, Mesra Eksperimen ... 278 p-ISSN 2355-1720 e-ISSN 2407-4926 Berdasarkan penguraian nilai rata-rata setiap nilai estetika teknik eco print pada karya Qorina Sofiahtuh Rohma dikategorikan baik, dan dikatakan hampir sempurna berdasarkan proses pengerjaannya yang ditinjau dari letakan daun dan bunga, teknik pemukulan dan pengukusan kain. Gambar 2. Karya Rafidi Hatta Rabbani Setelah data dikumpulkan dan dianalisis secara umum diketahui bahwa nilai estetika teknik eco print pada karya Rafidi Hatta Rabbani yang menggunakan daun jarak, daun katup dan bunga bougenvile memiliki nilai yang baik dengan jumlah nilai 254 dengan rata-rata r = 85 dengan kategori baik. Berikut adalah deskripsi karya berdasarkan nilai estetika teknik eco print. Peletakan daun dan bunga dengan nilai rata-rata = 84 dengan kategori baik yaitu adanya pusat perhatian, keseimbangan, irama, proporsi, kesatuan, dan harmoni dalam penyusunan ukuran motif, penyusunan warna dan penyusunan jarak antara motif satu dengan motif lainnya juga bagus. tetapi karena warna yang dihasilkan pudar membuat motif menjadi terlihat kosong. Pada karya Rafidi menggunakan penyusunan desain simetris karena bentuk dan ukuran motif dari sisi kanan dan kiri sama. Kemudian teknik pemukulan dengan rata-rata = 86 dengan kategori baik yaitu, serat-serat motif daun jarak terlihat bagus dan indah, sedangkan pada motif daun katup dan bunga bougenvile serat-serat motifnya tidak terlihat dengan bagus dan indah. tidak ada bekas palu yang terlihat, kesesuaian dan keutuhan bentuk daun dan bunga dengan motif yang digunakan juga bagus, kecuali pada bunga bougenvile, warna yang pudar membuat kesesuaian dan keutuhan tidak terlihat dengan baik. Selanjutnya pengukusan kain dengan rata-rata = 84 dengan kategori baik yaitu, ketajaman warna pada motif daun jarak terlihat bagus, gelap terang warnanya juga jelas, sehingga kejelasan bentuk terlihat dengan sangat baik. Sedangkan pada motif daun katup dan bunga bougenvile warnanya sedikit pudar dan menyebabkan kejelasan bentuk tidak terlihat dengan baik dan indah. Berdasarkan penguraian nilai rata-rata setiap nilai estetika teknik eco print pada karya Rafidi Hatta Rabbani dikategorikan baik, dan dikatakan hampir sempurna berdasarkan proses pengerjaannya yang ditinjau dari letakan daun dan bunga, teknik pemukulan dan pengukusan kain. SCHOOL EDUCATION JOURNAL VOLUME 10 NO. 3 DESEMBER 2020 279 p-ISSN 2355-1720 e-ISSN 2407-4926 Gambar 3. Karya M. Nabil Nababan Setelah data dikumpulkan dan dianalisis secara umum diketahui bahwa nilai estetika teknik eco print pada karya Muhammad Nabil Nababan yang menggunakan daun pepaya jepang, daun jarak dan bunga bougenvile memiliki nilai yang baik dengan jumlah nilai 242 dengan rata-rata r = 81 dengan kategori cukup. Berikut adalah deskripsi karya berdasarkan nilai estetika teknik eco print. Peletakan daun dan bunga dengan nilai rata-rata = 79 dengan kategori cukup yaitu Nabil tidak menerapkan pusat perhatian, irama, proporsi, kesatuan, dan harmoni dalam penyusunan warna dan penyusunan jarak antara motif satu dengan motif lainnya, tetapi dalam penyusunan ukuran motif Nabil menerapkan prinsip keseimbangan, yaitu peletakan bunga bougenviel pada tepi motif sehingga membentuk seperti bingkai dan memberikan kesan seimbang pada karya. Kemudian teknik pemukulan dengan rata-rata = 81 dengan kategori cukup yaitu, serat-serat pada motif terlihat dengan jelas, tidak ada bekas palu yang terlihat, kesesuaian dan keutuhan bentuk asli dengan motif yang dihasilkan terlihat jelas pada motif bunga bougenvile, sedangkan pada motif daun pepaya jepang dan daun jarak bekas palu terlihat dengan jelas sehingga kesesuaian dan keutuhan bentuk tidak terlihat dengan jelas. Selanjutnya pengukusan kain dengan rata-rata = 82 dengan kategori cukup yaitu, ketajaman warna, gelap terang, kejelasan bentuk tidak terlihat pada motif daun pepaya jepang dan daun jarak tetapi warna pada motif ini tidak pudar. Sedangkan pada motif bunga bougenvile warna yang dihasilkan terlihat pudar. Berdasarkan penguraian nilai rata-rata setiap nilai estetika teknik eco print pada karya Muhammad Nabil Nababan dikategorikan cukup, dan dikatakan belum sempurna berdasarkan proses pengerjaannya yang ditinjau dari letakan daun dan bunga, teknik pemukulan dan pengukusan kain. SIMPULAN Berdasarkan pembahasan data penelitian yang telah diperoleh maka dapat diambil kesimpulan bahwa, dalam proses pembuatan motif pada kain dengan teknik eco print berawal dari proses mordanting kain yang menggunakan kapur tohor sebagai bahan mordan. Kemudian proses pembuatan motif menggunakan teknik eco print dengan jenis teknik palu hammering yang menggunakan daun pepaya jepang, daun katup, daun jarak, daun bunga bougenvile dan bunga bougenvile sebagai motif. Setelah itu proses pengukusan kain selama dua jam kemudian proses fiksasi kain yang Siti Hartimah Fitri, Sri Wiratma, Mesra Eksperimen ... 280 p-ISSN 2355-1720 e-ISSN 2407-4926 menggunakan tawas sebagai bahan fiksasi. Secara keseluruhan tingkat kualitas estetika motif yang dihasilkan dari karya teknik eco print peserta didik kelas VII Hasan Al-Banna SMP Swasta An-Nizam Medan yang ditinjau berdasarkan letakan daun dan bunga, teknik pemukulan, dan pengukusan kain dikategorikan baik dengan perolehan nilai rata-rata 85 baik. Pada nilai letakan daun dan bunga memperoleh nilai 84 dengan kategori baik, teknik pemukulan memperoleh nilai 86 dengan kategori baik, dan pengukusan kain memperoleh nilai 85 dengan kategori baik. DAFTAR RUJUKAN Anisa, A., Kartono, G., Mesra, M., & Wiratma, S. 2018. Analisis Gambar Flora Karya Siswa Kelas VII Smp Negeri 36 Tahun Ajaran 2017/2018 Berdasarkan Unsur-Unsur Visual. Gorga Jurnal Seni Rupa, 72, 276-283. Arikunto, Suharsimi. 2017. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta Rineka Cipta. Fariani. 2012. Inventarisasi Kain Tradisional Kerawang Gayo. Jakarta Direktorat Tradisi dan Seni Rupa Direktorat Jenderal Nilai Budaya Seni dan Film Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata. Hendraswati. 2012. Sasirangan Kain Tradisional Kalimantan Selatan. Jakarta Direktorat Tradisi dan Seni Rupa Direktorat Jenderal Nilai Budaya Seni dan Film Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata. Husna, F. 2016. Eksplorasi Teknik Eco Dyeing dengan Tanaman Sebagai Pewarna Alam. E-Proceeding of Art & Design, 2, 280-293. Irianingsih, Nining. 2018. Yuk Membuat Eco Print Motif Kain Dari Daun Dan Bunga. Jakarta Gramedia Pustaka Utama. Kartono, G., Mesra, M., & Azis, A. C. K. 2019. Pengembangan Media Ajar Grafis Komputer Materi WPAP Dalam Bentuk E-Book Dan Video Tutorial Bagi Mahasiswa Seni Rupa. Gorga Jurnal Seni Rupa, 91, 127-132. Salihin, A., Juned, S., & Dharsono, D. 2019. Motif ukiran Kerawang Gayo pada Rumah Adat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah Provinsi Aceh. Gorga Jurnal Seni Rupa, 81, 68-79. Salsabila, B., & Ramadhan, M. S. 2018. Eksplorasi Teknik Eco Print Dengan Menggunakan Kain Linen Untuk Produk Fashion. eProceedings of Art & Design, 53, 2277-2292. Saragi, Daulat dan Sembiring, Dermawan. 2014. Estetika Tinjauan Seni dan Keindahan. Medan Unimed Press. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung Alfabeta. Suhersono, Heri. 2006. Desain Bordir Motif Batik. Jakarta Gramedia Pustaka Utama. Sunaryo, Aryo. 2011. Ornamen Nusantara. Semarang Dahara Prize. Teknik pewarnaan alami semakin berkembang dengan temuan yang baru, salah satunya adalah teknik Ecoprint. Ecoprint merukan proses mencetak warna dan bentuk dengan teknik alam. Teknik ini menggunakan natural dye atau pewarna alami sebagai sumber pewarnaan. Teknik Ecopint ini merupakan perkembangan dari Ecofashion yang bersifat ramah lingkungan. Artinya, teknik Ecoprint dengan menggunakan bahan pewarna alami tidak menghasilkan limbah seperti pewarna sintetis. Hal ini tentu menjadi salah satu terobosan baru yang memungkinkan industri tekstil untuk memperhatikan kebermanfaatan teknik Ecopint bagi proses pewarnaan juga kepada Jonet Sinangjoyo Happy Elda MurdianaYosua Adi KristariyantoKedokteranIndonesia's large variety of natural ingredients makes Indonesia rich in a culture based on natural ingredients. Batik in Indonesia is an ancestral heritage that has existed from the time of the Hindu kingdom until now. The development of batik is increasing rapidly because market demand is always high. Natural fabric coloring with the ecoprint technique is an alternative to environmentally friendly raw materials and enhances the development of Indonesian batik. Ecoprint is a technique of natural dyeing in the form of flowers, leaves, stems, and bark on natural fibrous fabrics with the help of chemicals to bind natural colors into the fabric. The ecoprint technique is in the form of an iron blanket and a punch. This activity aims to provide knowledge and train the skills ecoprinting techniques of housewife communities in Dasa Wisma Sukun, Jetis, Wedomartani for batik production. The stages of this activity include the presentation of ecoprint, training and practice of making batik using ecoprint techniques, and monitoring and evaluating activities. The results from this activity are that partners have knowledge of ecoprint techniques and can implement ecoprint techniques in the production of batik cloth. In addition, partners are also more creative in using other natural ingredients such as natural dyes in the ecoprint technique. Abstrak. Beraneka ragamnya bahan alam di Indonesia menjadikan Indonesia kaya akan budaya berbasis bahan alam. Batik di Indonesia merupakan warisan leluhur yang sudah ada dari jaman kerajaan Hindu hingga sekarang. Perkembangan batik semakin pesat dikarenakan tingkat permintaan pasar yang selalu tinggi. Pewarnaan kain alami dengan teknik ecoprint menjadi salah satu alternatif pemanfaatan bahan alam yang ramah lingkungan dan meningkatkan perkembangan batik Indonesia. Ecoprint merupakan pengembangan pewarnaan kain dengan pewarna alami berupa bunga, daun, batang, kulit kayu pada kain berserat alami dengan bantuan zat kimia untuk mengikat warna alami ke dalam kain. Teknik ecoprint dibedakan menjadi 2 macam yaitu iron blanket dan pounding. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan melatih keterampilan ibu-ibu dasa wisma Sukun, Jetis, Wedomartani dalam teknik ecoprinting untuk produksi kain batik. Tahapan kegiatan ini antara lain pemaparan materi tentang ecoprint, pelatihan dan praktik pembuatan batik dengan teknik ecoprint, serta monitoring dan evaluasi kegiatan. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini yaitu dari mitra memiliki pengetahuan tentang teknik ecoprint dan dapat mengimplementasikan teknik ecoprint dalam produksi kain batik. Selain itu, mitra juga menjadi lebih kreatif dalam menggunakan bahan alam lain sebagai pewarna alami dalam teknik ecoprint. Kata Kunci Ecoprint, bahan alam, pewarna SalihinSulaiman Juned Dharsono DharsonoAbstrakKerawang Gayo merupakan hiasan berupa motif ukir atau ragam hias yang diterapkan pada rumah adat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah. Motif kerawang diciptakan oleh masyarakat Gayo melalui proses daya fikir secara spontanitas, kemudian direnungkan secara mendalam sehingga melahirkan suatu bentuk motif yang memiliki makna filosofis berkaitan dengan kehidupan masyarakat Gayo. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan latar belakang munculnya motif kerawang Gayo dan menjelaskan bentuk serta pemaknaanya motif kerawang Gayo pada rumah adat Gayo. Kerangka untuk mengkaji bentuk dan makna motif kerawang Gayo menggunakan teori estetika tentang motif yang dibagi tiga yaitu motif utama wujud tertentu, memiliki falsafah atau ajaran, kemudin motif pengisi pendukung motif utama dan motif isian penghias motif utama dan pendukung. Jenis penelitian ini kualitatif pendekatan terhadap kultural masyarakat Gayo, dengan teknik pencarian data studi pustaka, observasi, wawancara, dokumentasi dan studi karya/artefak. Berdasarkan hasil penelitian dan teori estetika tersebut menemukan tiga belas bentuk motif ukiran yang terdapat pada rumah adat Gayo, masing-masing memiliki filosofi dalam bentuk peri mestike Falsafah/Pribahasa yang mengandung ajaran atau tuntunan berkaitan dengan kehidupan masyarakat Gayo. Motif ukiran kerawang Gayo pada rumah adat Gayo diantaranya emun berangkat awan berarak, emun beriring awan berbaris emun berkune awan bercabang emun mupesir awan berpencar emun mutumpuk awan berkumpul puter tali pilin berganda pucuk rebun pucuk rebung tekukur pengukuran mata ni lo matahari sarak opat sarak empat nege naga iken ikan dan kurik ayam.Kata Kunci rumah adat, kerawang gayo, Gayo is an ornament in the form of a carved motif or decoration applied to the Gayo traditional house in Central Aceh Regency. Kerawang motifs created by the Gayo community through spontaneous processes of thinking power, then contemplated in depth so as to give birth to a form of motif that has philosophical meaning related to the life of the Gayo people. The purpose of this study is to explain the background of the emergence of the motif kerawang Gayo and explain the shape and meaning of the motif kerawang Gayo on the Gayo traditional house. The framework for examining the form and meaning of the Gayo openwork motif uses aesthetic theories about motives divided into three, namely the main motifs certain forms, philosophies or teachings, then the motives of fillers supporting the main motifs and stuffing motifs decorating the main and supporting motifs. This research is a qualitative approach to the culture of the Gayo community, with techniques for finding data from literature studies, observations, interviews, documentation and study works/artifacts. Based on the results of the research and aesthetic theory found thirteen forms of carving motifs found in the Gayo traditional house, each of them has a philosophy in the form of peri mestike Philosophy/Language which contains teachings or guidance relating to the lives of the Gayo people. The motif kerawang Gayo on the Gayo traditional house includes emun berangkat cloud drifting, emun beriring cloud lining emun berkune branching cloud emun mupesir scattered cloud emun mutumpuk cloud gathered puter tali multiple gyre pucuk rebun shoots bamboo shoots tekukur measurement mata ni lo sun sarak opat four sarak nege dragon iken fish and kurik rooster. Keywords traditional house, kerrawang gayo, Anisa Gamal KartonoMesra MesraSri WiratmaAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menerapkan unsur garis, bentuk, gelap terang, tekstur, ruang/volume serta proporsi pada gambar bunga Mawar karya siswa SMP Negeri 36 Medan Tahun Ajaran 2017/2018. Penelitian ini termasuk pada jenis penelitian kualitatif. Populasi yang terdapat dalam penelitian ini sebanyak 300 karya gambar bunga Mawar, sehingga sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini terdiri dari 27 karya gambar bunga Mawar menggunakan teknik Cluster Random Sampling atau pengambilan sampel secara acak/rambang/random. Penilaian dalam penelitian ini mengacu kepada nilai KKM 65 pada mata pelajaran Seni Budaya. Maka Penilaian dalam penelitian menunjukkan bahwa penerapan unsur garis mencapai nilai 71, unsur bentuk mencapai nilai 64, unsur gelap terang mencapai nilai 61, unsur tekstur mencapai nilai 69 dan ruang/volume mencapai nilai 68, serta penerapan proporsi mencapai nilai 64. Maka dari 6 indikator penilaian tersebut, unsur yang paling unggul dari 6 indikator yaitu pada unsur garis dengan goresan garis yang terlihat spontan, kesan tebal dan tipis juga terlihat pada hasil gambar bunga mawar. Sedangkan penilaian unsur yang paling rendah berada pada unsur gelap terang, dengan penerapan gelap terang yang kurang tepat, baik dari segi tata letaknya maupun dari tekhnik yang diterapkan pada gambar bunga mawar, sehingga kurang menghasilkan dimensi pada gambar secara keseluruhan pada unsur garis, bentuk, gelap terang, tekstur, dan ruang/volume mencapai nilai rata-rata 67 dan termasuk dalam kategori cukup baik, serta pada penerapan proporsi mencapai nilai rata-rata 64 dan termasuk dalam kategori kurang baik. Maka dari 27 karya gambar bunga Mawar yang mencapai nilai KKM sebanyak 12 karya atau 44,4 % dari 27 karya gambar bunga Kuncianalisis, gambar, unsur visualAbstractThe purpose of the research is to know the ability of the students in apply the line element, shape, dark bright, room/volume and proportion of te picture of the rose by the opus of students SMP Negeri 36 Medan, 2017/2018. This research is a qualitative research. The population of this research is the 300 artwork of a rose, therefore the sample of the research is 27 rose artwork in total which is choosen by using the Cluster Random Sampling in this research refer to score of minimum cumulative criteria 65 in arts lesson. So the assessment in this research show that the application of line element echive until around 71 score, form getting value 64, dark bright getting value 61, texture getting value 69, volume getting value 68, and application of proportion getting value 64. So from the 6 assessment indicators , the most dominant aspect is the line aspect, with a stroke of a line that seems spontaneous, the thick and thin impression is also visible on the rose image. While the assessment of the lowest elements in the dark light, with the application of dark bright that is less precise, bot in terms of layout and the techniques apllied to the image of roses, which causes less dimension on the drawing of the object. The overall assessment of the elements of line, shape, dark light , texture, and space/volume reaches an averages score of 67 and is categorized as good, and the applications of proportions can amoun to an average score of 64, and categorized as not good. Therefore from the total of 27 rose images, the ones that achieve KKM are 12 images in total 44,4 % out of 27 images of roses. Keywordsanalysis, image, visual tujuan dari penelitian ini yaitu; 1. Meningkatkan minat dan hasil belajar mahasiswa Seni Rupa dalam membuat tugas materi WPAP pada Mata Kuliah Grafis Komputer, 2. Memaparkan validasi, praktikalitas, dan efektivitas modul dan video pada Mata Kuliah Grafis Komputer, dan 3. Menghasilkan sebuah publikasi ilmiah dalam prosiding Seminar Internasional. Modul dan video tutorial pembelajaran Mata Kuliah Grafis Komputer pada penelitian ini diperoleh bahwa tingkat pencapaian minat mahasiswa berada pada 95,23% dimana dari 42 orang mahasiswa hanya 1 satu orang mahasiswa saja yang tidak lulus dalam perkuliahan ini yaitu berada pada 4,78% saja. Selanjutnya validitas modul dan video berada pada pencapaian 71,25% berada pada kategori valid, kemudian untuk nilai praktikalitas modul dan video berada pada pencapaian 69% dapat dikatakan cukup praktis dan mampu meningkatkan minat pengguna dalam proses pembelajara pada Mata Kuliah Grafis Komputer, dan berada pada 84% keefektivitasan modul dan video, hal ini dapat dikatakan bahwa modul dan video sangat efektif selama proses pembelajaran pada Mata Kuliah Grafis Komputer. Diharapkan modul dan video tutorial hasil penelitian ini dapat terus meningkatkan minat dan hasil belajar mahasiswa dalam mengambil Mata Kuliah Grafis Komputer, namun diharapkan juga untuk Mata Kuliah lainnya ada penemuan baru yang dapat meningkatkan minat dan hasil mahasiswa baik itu dalam bentuk modul, video, dan lain sebagainya, yang tujuan utamanya untuk meningkatkan minat dan hasil belajar mahasiswa Seni Rupa Kunci minat belajar, hasil belajar, purpose of this study are; 1. Increase the interest and learning outcomes of Fine Arts students in making WPAP assignments in Computer Graphic Courses, 2. Describe the validation, practicality, and learning modules and videos on Computer Graphic Courses, and 3. Produce scientific publications in International Seminars. Modules and video tutorials for learning Computer Graphic Courses in this study were obtained by students at the level where of the 42 students only 1 one student could not be obtained in this lecture while at Furthermore the validity of the module and videos according to the achievement of according to the valid category, then for the practicality value of modules and videos in accordance with the achievement of 69% can be accepted quite practical and able to increase user interest in the process of spending on Computer Graphic Courses, and depends on 84% effectiveness modules and videos, this can be requested modules and videos that are very effective during the learning process in the Computer Graphics Course. It is hoped that the modules and video tutorials of the results of this study can continue to increase students' interest and learning outcomes in taking Computer Graphic Courses, but it is also hoped that for other courses there are new discoveries that can increase student interest and results in the form of modules, videos, etc. etc., whose purpose is to increase student interest and learning learning interest, learning outcomes, WPAPProsedur Penelitian Suatu Pendekatan PraktikSuharsimi ArikuntoArikunto, Suharsimi. 2017. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta Rineka Membuat Eco Print Motif Kain Dari Daun Dan BungaNining IrianingsihIrianingsih, Nining. 2018. Yuk Membuat Eco Print Motif Kain Dari Daun Dan Bunga. Jakarta Gramedia Pustaka Teknik Eco Print Dengan Menggunakan Kain Linen Untuk Produk FashionB SalsabilaM S RamadhanSalsabila, B., & Ramadhan, M. S. 2018. Eksplorasi Teknik Eco Print Dengan Menggunakan Kain Linen Untuk Produk Fashion. eProceedings of Art & Design, 53, Penelitian KuantitatifSugiyonoSugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung Bordir Motif BatikHeri SuhersonoSuhersono, Heri. 2006. Desain Bordir Motif Batik. Jakarta Gramedia Pustaka Nusantara. Semarang Dahara PrizeAryo SunaryoSunaryo, Aryo. 2011. Ornamen Nusantara. Semarang Dahara Prize.
- Keindahan kain batik yang bisa kita jumpai dimanapun ternyata memiliki proses pembuatan yang cukup kompleks. Batik menjadi salah satu karya seni kerajinan yang merakyat dengan kualitas yang semakin membaik. Batik merupakan salah satu dari budaya asli Indonesia yang diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia. Di Indonesia, hampir setiap daerah memilik batik dengan berbagai macam motif, ciri khas, makna simbolik, dan teknik pembuatannya membatik.Menggambar motif batik pada kain memerlukan teknik agar menghasilkan karya seni yang indah. Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud, membatik diartikan sebagai proses pembuatan motif atau ragam hias pada kain dengan perintangan. Baca juga Mengapa jika Membuat Batik Kuno Kekinian Harus Mengetahui Sejarahnya?Adapun ciri khas batik adalah penggambaran motif dalam bentuk negatif atau klise. Motif dalam bentuk klise dapat diciptakan dalam berbagai cara. Ada beberapa teknik pembuataan batik atau membatik dilihat dari teknik pembuatannya. Berikut teknik atau cara pembuatan batik membatik Teknik tulis Sesuai penyebutannya, batik tulis dibuat dengan menulis menggunakan alat bernama canting pada kain yang sudah digambar pola menggunakan tangan. Canting yang berisi malam lilin panas digunakan untuk menebalkan gambar pola batik.
– Batik merupakan kain khas Indonesia yang berkembang dari kesenian dan kebudayaan. Batik diakui UNESCO sebagai intangible heritage atau warisan budaya tak benda pada 2 Oktober 2009. Batik di Indonesia berkembang semenjak masa Hindu-Jawa Kerajaan Majapahit. Namun tahukah kamu apa tujuan pembuatan batik?Menggunakan malam cair Rizki utami dalam Ensiklopedia Batik dan Kain Hias Nusantara 2014 menyebutkan kata batik berasal dari Bahasa Jawa “amba” yang berarti kain dan “titik” yang berari memberi motif dengan menggunakan malam cair yang dititik-titik. Istilah tersebut merujuk pada pembuatan batik tulis yang menggunakan malam cair untuk menorehkan motif pada kain batik. Batik Kerajaan Majapahit berkembang di Tulung Agung yang dipimpin oleh Adipati Kalang. Namun, Adipati Kalang tidak mau tunduk kepada Majapahit sehingga ia tewas diserang Majapahit. Baca juga Contoh Upaya untuk Mengenalkan Batik Indonesia ke Dunia InternasionalAmanah Agustin dalam jurnal Sejarah dan Motif Batik di Indonesia 2014 menyebutkan bahwa setelah Adipati Kalang meninggal, ahli batik dari Tulung Agung dibawa ke Keraton Majapahit dan disuruh mengajarkan batik kepada kawula Majapahit. Khusus bagi kaum bangsawan Sejak saat itu batik dibuat di dalam keraton dan dijadikan seni rahasia istana. Tujuan pembuatan batik adalah kesenian yang diperuntukan bagi kaum bangsawan di keraton. Dilansir dari situs resmi Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, membatik adalah salah satu kegiatan putri bangsawan di dalam keraton untuk mendidik rasa, estetika, kesabaran, dan juga ketekunan. Pada masa itu batik hanya digunakan oleh kalangan bangsawan di dalam keraton. Namun, seiring berjalannya waktu raja memperbolehkan para pengikutnya membatik di rumah mereka yang berada di luar keraton. Sejak saat itulah batik tersentuh oleh rakyat, menjadikannya kesenian milik rakyat. Karena keindahan kainnya, batik menjadi pakaian yang paling digemari oleh rakyat Jawa. Tidak hanya untuk digunakan sendiri, para wanita juga membantik untuk kemudian di jual kepada orang lain. Sehingga masuknya batik ke masyarakat luas turut serta menggerakkan roda perekonomian rakyat. Hingga modern ini pembuatan batik memiliki banyak tujuan, misalnya melestarikan budaya, bahan sandang dan produk fashion, mata pencaharian, dan juga tujuan wisata. Baca juga Alat, Bahan, dan Teknik-Teknik Pembuatan Batik Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Desain tekstil merupakan suatu proses perencanaan dan pembuatan untuk menampilkan suatu ide desain yang diterapkan pada kain. Pengertian lainnya, yaitu rancangan motif dan corak baik struktur kain maupun permukaan kain menggunakan elemen titik, garis, bidang, dan warna. Proses membuat motif atau pola pada kain tersebut harus memperhatikan fungsi,komposisi warna, bentuk, dan tata letak. Motif dan pola serta bahan yang digunakan juga mempengaruhi hasil jadinya. Oleh karena itu, seorang desainer tekstil harus memahami unsur-unsur yang biasanya ada dalam desain tekstil. Apa saja unsurnya? Dan bagaimana penggunaan bahan desain tekstil tersebut? Berikut IDS rangkum penjelasannya! Unsur Desain Tekstil Sebelum mulai membuat sebuah desain, perhatikan terlebih dulu unsur-unsur di bawah ini. 1. Ide Pertama, pastinya tentukan ide terlebih dulu sebelum mulai membuat desainnya. Buat mind mapping, lakukan brainstorming, dan konsepnya. Rencanakan dengan matang ide tersebut. Lakukan riset pasar, desain motif, seperti apa yang sedang disukai. 2. Motif Kedua, tentukan motif apa yang akan diterapkan dalam desainmu. Motif dalam desain tekstil sangat banyak dan tidak terhitung. Contohnya bermacam-macam, seperti motif flora, fauna, geometris, paisley, strip/garis, dan banyak lainnya. Buat motif semenarik dan seunik mungkin, tapi ingat! Jangan sampai motifmu terlihat norak atau terlalu ramai. 3. Warna Ketiga, setelah selesai menentukan motif, maka perlu menentukan warna apa yang sesuai diaplikasikan pada motifmu. Sebaiknya, gunakan kombinasi warna yang tidak terlalu mencolok. Sesuaikan juga dengan motif yang telah dibuat. 4. Teknik Keempat, tentukan teknik apa yang akan kamu gunakan. Apakah teknik tradisional atau digital? Teknik tradisional biasanya dikenal dengan nama teknik celup rintang, yaitu merintangi zat yang masuk ke beberapa bagian kain, diantaranya adalah celup ikat atau tie dye. Ada juga teknik digital yang dikenal dengan nama teknik printing. 5. Ukuran Kelima, perhatikan ukurannya. Apa yang mau kamu buat, misal kamu mau membuat desain scarf, maka cari tahu ukuran yang tepat untuk sebuah scarf. Bahan yang digunakan Bahan baku dalam pembuatan tekstil dibagi menjadi 2 jenis yaitu a. Bahan alam Bahan alam yaitu jenis bahan untuk pembuatan tekstil yang berasal dari bahan alam baik dari binatang atau tumbuhan. a. Dari sutera alam, benang dan kain sutera b. Dari kulit binatang,benang dan kain wool Berasal berasal dari tumbuhan antara lain adalah a. Serat kapas, disebut kain katun b. Serat rami,jenis kain karung c. Serat sisa,untuk pembuatan tali atau kerajinan tas dll d. Serat nanas,menjadi kain serat nanas e. Serat cemara,menjadi kain serat cemara b. Bahan buatan Bahan buatan yang digunakan dalam pembuatan serat dan kain yaitu berasal dari kimia polimer, sejenis senyawa an-organik yang diciptakan manusia dengan teknologi canggih, sehingga dapat dijadikan benang dan akhirnya diproduksi menjadi kain. Beberapa jenis serat buatan antara lain a. Serat nilon b. Serat serat polimer c. Serat fiber c. Campuran bahan alam dan bahan buatan Penemuan baru dalam industri modern dihasilkan jenis bahan alam, buatan atau campuran keduanya sehingga dihasilkan sebuah bahan yang lebih lentur dan lebih tahan lama, dan dapat digunakan dalam industri atau kebutuhan produksi barang, misalnya pembuatan bahan jok, taplak plastik, dan lain-lain Bagaimana? Apa kamu jadi tertarik mau coba membuat desain motif dan pola yang diaplikasikan pada desain tekstil? Yuk cari tahu dan belajar di acara Open House IDS “Color and Pattern Design Trends” yang berlangsung 20 Oktober 2018 ini. Di acara ini, kamu bakal ketemu langsung sama salah satu desainer tekstil Indonesia, yaitu Fika Julia. Penasaran? Yuk daftar di bio kita dan ramaikan acaranya! IDS juga punya program kuliah singkat selama 20 bulan yang akan mengantarkan kamu menjadi desainer profesional di bidangnya. Selengkapnya cek di sini Source 1 2 3 4 Source pictures 1 2 3 4 5 6 7 8
bentuk rancangan yang mengacu kepada pembuatan motif diatas kain adalah